Kerajaan Malaka
Kesultanan Malaka (1402 – 1511) adalah sebuah kesultanan
yang didirikan oleh Parameswara, seorang putera Sriwijaya yang melarikan diri
dari perebutan Palembang oleh Majapahit.
Pada
1402, dia mendirikan sebuah ibu kota baru, Melaka yang terletak pada
penyempitan Selat Malaka. Pada 1414, dia berganti menjadi seorang Muslim dan
menjadi Sultan Malaka.
Kesultanan
ini berkembang pesat menjadi sebuah entrepot dan menjadi pelabuhan terpenting
di Asia Tenggara pada abad ke-15 dan awal 16.
Kegemilangan
yang dicapai oleh Kerajaan Melaka adalah daripada beberapa faktor yang penting.
Antaranya, Parameswara telah mengambil kesempatan untuk menjalinkan hubungan
baik dengan negara Cina ketika Laksamana Yin Ching mengunjungi Melaka pada
tahun 1402. Malah, salah seorang daripada sultan Melaka telah menikahi seorang
putri dari negara Cina yang bernama Putri Hang Li Po. Hubungan erat antara
Melaka dengan Cina telah memberi banyak manfaat kepada Melaka. Melaka mendapat
perlindungan dari negara Tiongkok yang merupakan sebuah kuasa besar di dunia
untuk mengelakkan serangan Siam.
Malaka
diserang pasukan Portugis di bawah pimpinan Alfonso de Albuquerque pada 10
Agustus 1511 dan berhasil direbut pada 24 Agustus 1511. Sultan Mahmud Syah
melarikan diri ke Bintan dan mendirikan ibukota baru di sana. Pada tahun 1526
Portugis membumihanguskan Bintan, dan Sultan kemudian melarikan diri ke Kampar,
tempat dia wafat dua tahun kemudian. Putranya Muzaffar Syah kemudian menjadi
sultan Perak, sedangkan putranya yang lain Alauddin Riayat Syah II mendirikan
kerajaan baru yaitu Johor.
Daftar raja-raja Malaka
- Parameswara (1402-1424)
- Sultan Muhammad Syah (1424-1444)
- Sultan Muzaffar Syah (1444-1459)
- Sultan Mansur Syah (1459-1477)
- Sultan Alauddin Riayat Syah (1477-1488)
- Sultan Mahmud Syah (1488-1528)